Tuesday, August 23, 2011

Never Stop Learning ( http://www.rudylim.com/article/102-never-stop-learning )

“Learn everything you can, anytime you can, from anyone you can –
there will always come a time when you will be grateful you did.” - Sarah Caldwell


Tidak pernah ada kata berhenti untuk belajar. Belajar bukan hanya dalam hal sekolah atau kuliah saja. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari selalu ada hal-hal baru yang dapat kita pelajari.
Untuk beberapa orang yang kebetulan mempunyai kesempatan untuk mengecap pendidikan lebih tinggi tentu akan belajar berbagai ilmu pengetahuan yang luar biasa. Dan akan lebih luar biasa jika mereka berbagi ilmu pengetahuannya kepada orang-orang di sekitarnya.
Tetapi bagi beberapa orang yang tidak mempunyai kesempatan seperti itu, bukan berarti tahap belajarnya selesai sampai disitu saja. Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada “guru” yang bisa mengajari kita. Bahkan terkadang kita bisa belajar sesuatu yang berharga dari orang-orang yang tidak di duga. Anak kecil, orang tua, teman, rekan kerja, bahkan orang asing yang tidak kita kenal sebelumnya.

Anyone who stops learning is old, wether at twenty or eighty.
Anyone who keeps learning stays young. – Henry Ford


 Belajar bukan hanya duduk mendengarkan saja, atau yang kita lakukan di sekolah atau kampus. Belajar bukan hanya sejarah, olahraga, matematika, bahasa inggris, dan lain sebagainya. Apakah kita berhenti belajar saat kita sudah tidak di bangku sekolah lagi ? Apakah kita tidak mencari pengetahuan lagi setelah kita lulus dari universitas ?
Jawabannya, tidak. Kita tidak akan pernah berhenti belajar. Dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin, kita semua pasti belajar sesuatu dan kita berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dari hari sebelumnya dengan bekal apa yang sudah kita pelajari.
Suatu kali teman saya berbagi pengalaman, ia bercerita bahwa ia belajar dari seorang pemulung yang memberikan senyuman tulus kepadanya saat ia pulang kerja. Awalnya ia terkejut karena bertemu dengan pemulung tersebut saat ia baru turun dari kendarannya. Pemulung tersebut melihatnya dari atas hingga ke bawah lalu tersenyum walaupun giginya tidak beraturan dan kotor. Teman saya tercengang, yang awalnya merasa lelah karena baru saja pulang dari kerja, tetapi karena melihat senyum yang tulus, ia membalas senyumannya dan merasa lebih baik. Ia menjadi sadar bahwa ‘memberi’ bukan hanya sekedar materi saja, tetapi senyuman yang tulus mampu membuat hari kita menjadi indah. Pelajaran yang sederhana, tetapi berharga.

Never stop learning. Be a lifelong student.

Jakarta, 19 Agustus 2011

@rosita_lim

Friday, August 12, 2011

Hidup ini Indah ( http://www.rudylim.com/article/101-life-is-wonderful ) http://andriewongso.com/artikel/artikel_anda/4257/Life_Is_Wonderful/

 Buat apa susah..., Buat apa susah...,Lebih baik kita bergembira, Buat apa susah..., Buat apa susah..., Lebih baik kita bergembira
Kekasihku apa yang kau risaukan, Kerjamu hanya melamun saja, Tak berguna kau bersedih hati, Tertawalah...sayang...
Kekasihku apa yang kau pikirkan, Hidup ini hanya sementara. Tak berguna kau bersedih hati,
Percayalah...sayang...

Saya yakin, teman-teman pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu yang di populerkan oleh Koes Plus yang berjudul Buat Apa Susah. Dan saya juga yakin, bahwa teman-teman sering mendengar kata-kata seperti ini : “Hidup sudah susah, buat apa dibikin tambah susah?” Hidup bukan mudah, tetapi hidup itu indah.

Hidup itu susah. Karena kita sendiri yang membuatnya susah. Dan semuanya berawal dari pikiran negative. Berlanjut ke tindakan yang negative, dan berakibat timbal balik yang negative pula. Beberapa orang membiarkan dirinya larut dan hanyut dalam pikiran negative nya, entah karena ucapan atau tindakan dari orang sekitarnya sehingga merasuki dirinya dan menciptakan self image yang buruk. Akibatnya, mereka tidak mampu mengalihkan pikiran dan perhatian mereka pada hal-hal yang negative. Mereka lupa untuk focus pada hal-hal yang positive. Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa-masa sulit atau susah, tetapi hanya sedikit orang yang mampu bangkit kembali karena tidak terus menerus mengasihani diri sendiri ( self pity ), itu karena mereka memilih untuk bangkit.Dan mereka yang mampu bangkit kembali pasti berani mengatakan bahwa hidup mereka indah. Karena mereka menikmati setiap langkah dalam hidupnya. Orang yang tidak menikmati hidupnya adalah orang yang akan selalu merasa hidup nya susah.




Hidup ini Indah. Apabila kita memilih untuk bahagia dan menikmatinya. Peter Parker dari film Spiderman 3 mengatakan, “Whatever comes our way, whatever battle we have ragging inside us, we always have a choice. It’s the choices that makes us who we are, and we can always choose to do what’s right”. Apapun yang terjadi, apapun yang kita hadapi, kita selalu mempunyai pilihan. Pilihan yang menciptakan diri kita. Dan kita selalu bisa memilih untuk melakukan apa yang baik/benar. Hidup ini indah, dan akan indah, semua tergantung pada pilihanmu. Memilih untuk tersenyum atau cemberut ? tertawa atau menangis ? bersyukur atau mengeluh ? bahagia atau bersedih ?

Seperti lagu yang di bawakan oleh Albert AFI Junior dan Glen Fredly, : “Hidupmu indah, Bila kau tahu, Jalan mana yang benar, Harapan ada, harapan ada, Bila kau percaya”.

Keep smiling and enjoy your life ! Because life is wonderful !


http://www.rudylim.com/article/101-life-is-wonderful

Jakarta, 12 Agustus 2011
Rosita Lim
Twitter : @rosita_lim
Facebook : http://facebook.com/rositalimrosi

Wednesday, August 3, 2011

Bring Cheer to Others

Di saat kita sedang mengalami kejenuhan, bosan, suntuk atau bahkan mengalami masalah yang berat, sering kali kita membangun tembok-tembok yang tinggi bertuliskan "DO NOT DISTURB" (Jangan Mengganggu). Tentu saja, teman-teman dan keluarga kita bisa melihat tembok itu dengan jelas, karena tulisan tersebut melekat pada wajah kita. Dan kita juga menjadi pribadi yang tidak mau peduli dengan sekitar kita. "EGP! Tidak peduli! Saya juga sedang ada masalah!" Begitulah pembelaan yang sering kita lontarkan.

"Saya butuh dihibur!" atau "Saya jenuh, tetapi tidak ada yan peduli pada saya!" Pertanyaannya, bagaimana orang bisa mendekati kita di saat kita tetap memperlihatkan duri di punggung kita seperti landak yang siap menyerang? Dengan tembok-tembok yang bertuliskan "Do Not Disturb!"? Melihat wajah kita yang sedang stres, marah, tidak ada senyum, tentu mereka sudah ketakutan atau menjaga jarak.

Seringkali kita menuntut orang-orang untuk mengerti kondisi kita, perhatian dengan kita karena kita terlalu mengasihani diri sendiri ("Saya kan sedang ada masalah, hidup saya susah," dan sebagainya). Loh, memang yang punya masalah hanya kita sendiri? Semua orang pasti punya masalah.

Dan egoisnya manusia, di saat dia sedang mengalami masalah, di saat dia sedih, dia akan mengatakan, "Bagaimana saya bisa menghibur orang lain, sedangkan diri sayalah yang butuh dihibur?" atau "Bagaimana saya bisa berbagi, sedangkan saya sudah tidak punya apa-apa lagi?"


Beberapa hari yang lalu, saya merasa jenuh dan lelah sekali dengan rutinitas saya. Lalu, saya berpikir untuk me-nonaktifkan BBM saya. Tetapi, saya tidak melakukannya. Saat malam tiba, saya baru saja ingin beristirahat. Tiba-tiba, satu per satu teman saya mengirimkan BBM dan meminta waktu saya untuk mendengarkan curhatan mereka, ada yang merasa kesepian, ada yang merasa jenuh. Saya pun dengan sabar membaca BBM mereka, lalu, menarik nafas dalam-dalam, dan tersenyum, dan membalas BBM mereka dengan memberikan semangat kepada mereka.

Setelah itu, mereka mengucapkan terima kasih atas waktu dan semangat yang saya berikan kepada mereka. Mereka memberikan icon 'tersenyum'. Saya tidak membantu mereka menyelesaikan masalah, tetapi saya mencoba untuk menghibur mereka, bahwa segalanya akan baik-baik saja. Lalu apa yang terjadi? Saya yang tadinya juga merasa jenuh dan tidak semangat, seolah dikembalikan semangatnya dua kali lipat. Mereka mengucapkan terimakasih berkali-kali. Saya tidak merasa berbuat apa-apa, tidak membantu apa-apa. Saya hanya memberikan waktu untuk mendengarkan mereka. Terkadang, tanpa kita sadari, sekecil apapun yang kita lakukan untuk orang lain, itu sangat berarti bagi mereka.

Mungkin teman-teman juga pernah mengalami hal yang sama dengan pengalaman saya ini. Semoga kita selalu belajar untuk berbagi dalam kondisi apapun, karena apa yang kita bagikan akan dikembalikan kepada kita, bahkan dilipatgandakan.

The best way to cheer yourself is to try to cheer someone else up. - Mark Twain

The unselfish effort to bring cheer to others will be the beginning of a happier life for ourselves. - Helen Keller


Jakarta, Agustus 2011

@rosita_lim