Monday, March 26, 2012

Keep Learning to Keep Leading ( Collaborate with Urgyen Rinchen Sim )

"Learn everything you can, anytime you can, from anyone you can - there will always come a time when you will be grateful you did." - Sarah Caldwell


Tidak pernah ada kata berhenti untuk belajar. Belajar bukan hanya dalam hal sekolah atau kuliah saja. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari selalu ada hal-hal baru yang dapat kita pelajari. Untuk beberapa orang yang kebetulan mempunyai kesempatan untuk mengecap pendidikan lebih tinggi tentu akan belajar berbagai ilmu pengetahuan yang luar biasa. Dan akan lebih luar biasa jika mereka berbagi ilmu pengetahuannya kepada orang-orang di sekitarnya.
Tetapi bagi beberapa orang yang tidak mempunyai kesempatan seperti itu, bukan berarti tahap belajarnya selesai sampai di situ saja. Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada "guru" yang bisa mengajari kita. Bahkan terkadang kita bisa belajar sesuatu yang berharga dari orang-orang yang tidak di duga. Anak kecil, orang tua, teman, rekan kerja, bahkan orang asing yang tidak kita kenal sebelumnya.

Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young - Henry Ford

Belajar bukan hanya duduk mendengarkan saja, atau yang kita lakukan di sekolah atau kampus. Belajar bukan hanya sejarah, olahraga, matematika, bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Apakah kita berhenti belajar saat kita sudah tidak di bangku sekolah lagi? Apakah kita tidak mencari pengetahuan lagi setelah kita lulus dari universitas?
Jawabannya, tidak. Kita tidak akan pernah berhenti belajar. Dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin, kita semua pasti belajar sesuatu dan kita berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dari hari sebelumnya dengan bekal apa yang sudah kita pelajari. Tidak heran maka Nanyang Technology University (NTU) yang notabene merupakan salah satu universitas terbaik dunia (ada di Singapura), mempunyai motto LIFE = Learning Is Fun and Exciting.

Suatu kali teman saya berbagi pengalaman, ia bercerita bahwa ia belajar dari seorang pemulung yang memberikan senyuman tulus kepadanya saat ia pulang kerja. Awalnya ia terkejut karena bertemu dengan pemulung tersebut saat ia baru turun dari kendarannya. Pemulung tersebut melihatnya dari atas hingga ke bawah lalu tersenyum walaupun giginya tidak beraturan dan kotor. Teman saya tercengang, yang awalnya merasa lelah karena baru saja pulang dari kerja, tetapi karena melihat senyum yang tulus, ia membalas senyumannya dan merasa lebih baik. Ia menjadi sadar bahwa ‘memberi' bukan hanya sekedar materi saja, tetapi senyuman yang tulus mampu membuat hari kita menjadi indah. Pelajaran yang sederhana, tetapi berharga.
Seorang pemimpin pun harus terus belajar. Setiap orang yang kita jumpai mempunyai potensi belajar buat kita. Seorang pemimpin, apa pun kapasitas Anda tidak lah hanya ditentukan oleh jabatan Anda, tetapi lebih dari pengaruh dan hubungan yang anda ciptakan. Jangan pernah berhenti untuk belajar dan bertumbuh, karena bila anda berhenti belajar dan bertumbuh, kehidupan anda pasti akan stagnan.

" When You Stop Growing, You are Dying " - Anonym

Salah satu contoh pembelajaran dari seorang pemimpin yang pernah ada adalah hubungan mutualisme dari seorang Bill Gates dan Paul Allen. Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya tokoh di balik kesuksesan besar Microsoft sampai saat ini adalah Paul Allen. Paul, mungkin tidaklah setenar Bill Gates, tetapi seorang Bill Gates menaruh respek yang luar biasa dan belajar banyak filosofi kehidupan dan bisnis dari sosok Paul Allen, sehingga mereka menjadi satu kesatuan team yang luar biasa. Walaupun secara teknis Paul Allen tidak banyak terlibat dalam operasional Microsoft, tetapi secara de facto pemikirannya lah yang mempengaruhi kebijaksanaan-kebijaksanaan Bill Gates sampai saat ini. Bill masih terus belajar dan bertumbuh sampai saat ini.
Pertanyaannya, kalau salah satu orang terkaya di dunia masih terus belajar dan bertumbuh, apakah Anda masih terus belajar dan bertumbuh?

Never stop learning. Be a lifelong student. Because "Learning Is Fun and Exciting", so we called it LIFE. Happy Learning.........! :)


Penulis : Urgyen Rinchen Sim & Rosita Lim 
Follow us at twitter : @Simonleadership & @rosita_lim

Friday, March 9, 2012

Hati-hati gunakan akunmu ...

Zaman sekarang, hampir setiap orang mempunyai akun di jejaring sosial.  Sebut saja, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Dari anak-anak hingga orang dewasa, dari pelajar hingga pejabat, jejaring sosial tampaknya sudah menjadi sebuah wadah bagi orang-orang entah untuk main, iseng, berdagang, mencari teman, dan lain sebagainya. 


Tetapi, tidak sedikit pula, yang menggunakan akunnya dengan tidak hati-hati, sehingga kriminal pun terjadi. Terlalu memperlihatkan kelengkapan data di akun jejaring sosial tampaknya bukan sesuatu tindakan yang tepat. 


Terlalu memperlihatkan kegiatan dengan meng-update status juga sepertinya tidak terlalu baik, apalagi kalo menunjukkan kita sedang sendirian, khususnya utk para wanita. Karena, itu bisa saja menjadi memberikan kesempatan kepada orang-orang utk melakukan tindakan yang tidak baik terhadap kita. Jadi, sebaiknya, update-lah status yang sewajarnya, kegiatan kita setiap harinya sepertinya tidak perlu di umumkan sedetailnya. Apalagi, di dalam list teman atau followers tidak benar-benar teman yang sebenarnya. 


Beberapa kasus perkelahian / perdebatan juga sempat terjadi di jejaring sosial ini. Seperti yang kita tau, beberapa artis pun terlibat dalam hal seperti itu. Mereka tidak sungkan-sungkan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di akun mereka. Dan akhirnya hal tersebut menjadi sorotan publik dan menjadi hot topic. Image mereka di mata fans atau publik, mungkin sedikit berubah. 
Karena, pada dasarnya, apabila kita membaca status orang-orang yang sedang marah, ataupun mengumbar masalah pribadi, akan risih dan bertanya-tanya, buat apa di umbar2 di status?? 


Dengan kita meng-update status masalah pribadi kita, itu berarti, semua teman atau follower kita bisa membaca itu. Dan, mereka pun bisa memberikan komentar. Tidak sedikit orang-orang yang menerima komentar-komentar malah menjadi marah dan menganggap teman-temannya telah mengganggu kehidupan privasi dia, padahal, dia yang memulai membuka kesempatan kepada orang-orang untuk masuk ke kehidupan privasi dia melalui status-status itu. 


Beberapa orang mengatakan, daripada gue marah-marah sm orang, mendingan gue marah-marah di facebook aja atau twitter. Tetapi, sadarkah dengan melakukan itu, malah menunjukkan ketidakdewasaan kita? Sifat egois setiap orang itu ada, terlebih disaat kita di terpa masalah. Kita seolah ingin semua orang tau, bahwa kita sedang ada masalah, jadi, jangan di ganggu. Loh Loh ... sepertinya ada yang aneh ...


Bukannya setiap orang itu pasti pernah menghadapi masalah ?
Lalu kenapa kita malah sibuk meng-update kegalauan kita di jejaring sosial ? Kenapa kita ga mencari solusi ? Malah berdebat dan marah karena merasa kehidupan privasi kita sudah di ganggu ? 


Hati-hati gunakan akunmu ..
Hati-hati dengan statusmu ...


Lebih baik, pikir-pikir dulu sebelum update ... Dan, sebelum marah karena merasa terganggu, lebih baik di cek ulang, apa yang telah terjadi sebelumnya... 


Informasi yang penting sebaiknya tidak di post di jejaring sosial untuk kebaikanmu juga ... 


Jakarta,09 Maret 2012
@rosita_lim





Thursday, March 1, 2012

I'm Alive

Seorang wanita di Thailand, menceburkan dirinya ke sebuah kolam yang berisi buaya dan menyerahkan dirinya untuk di makan oleh buaya2 lapar di sebuah kebun binatang, membuat semua pengunjung histeris ketakutan. Ketika di selamatkan, wanita itu sudah tidak bernyawa, namun pihak kepolisian menemukan tangan wanita itu sedang menggenggam sesuatu. Sebuah kertas yang berisi kekecewaan dan sakit hatinya karena di khianati oleh suaminya.

Seorang pemuda berusia 18 tahun di Wonogiri menjadi tragedi ke-5 kasus bunuh diri dalam kurun waktu 10 hari di awal Januari 2012.

Seorang Ibu melakukan bunuh diri dengan mengajak ketiga anak-anaknya. Setelah membunuh anak-anaknya dengan menenggelamkan mereka di bak mandi satu per satu, lalu ditidurkan di tempat tidur, lalu ia pun bunuh diri dengan meminum racun. Alasannya, ia tidak tega melihat anak-anaknya merasakan pahitnya hidup. Ia ingin menyelamatkan anak-anaknya. Begitulah isi surat yang ditinggalkan kepada suaminya.

Apa penyebabnya ? Kenapa begitu banyak orang yang memilih jalan seperti itu ? Stress ? Depresi berat ? Frustasi karena keinginannya tidak tercapai ? Alasan ekonomi ? Putus cinta ? Tidak lulus ujian ? Alasan apapun, bunuh diri bukanlah pilihan. Banyak orang-orang yang putus asa berkata, “Hidup ku tidak ada artinya lagi”, “Hidupku monoton”, “Tidak ada yang perduli dengan saya, lebih baik saya mati saja”, dan masih banyak lagi alasan-alasan untuk mengakhiri hidup dengan cara yang tidak wajar. Kenapa kita terus-terusan mencari alasan untuk mengeluh ? Kenapa kita tidak berbalik dan melihat betapa banyak anugerah dan berkat dalam hidup kita ? Kenapa kita selalu fokus pada masalah-masalah yang kita hadapi lalu melupakan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Nick Vujicic, dalam sebuah lagu berjudul Something More, menyatakan bahwa ia pernah mencoba bunuh diri pada usia 10 tahun, karena ia merasa tidak kuat dengan hidup tanpa lengan dan kaki, tetapi, ia sadar, bahwa itu bukan pilihan yang benar. Ia sadar, bahwa Sang Pencipta tidak menginginkan itu terjadi. ?  You should not give up on yourself


Hidup memang seringkali tidak berjalan seperti yang kita bayangkan atau yang kita inginkan. Masalah-masalah sering datang dan pergi mewarnai hidup kita. Sadarkah kita, bahwa dengan masalah-masalah yang kita hadapi itu mengingatkan kita bahwa kita hidup ? Nick Vujicic berkata, “Problems, they remind me that I’m alive”.



Nikmati setiap proses dalam hidupmu. Setiap orang pasti memiliki cerita suka atau duka, dan jadikanlah cerita hidupmu itu berkat dan inspirasi bagi orang-orang disekitarmu.
Jika kita selalu bersyukur, maka kita pun tidak lagi menemukan alasan untuk mengeluh.

Artikel ini dapat dibaca di http://www.andriewongso.com/artikel/artikel_anda/5048/I_Am_Alive/

Jakarta, 02 Maret 2012
Rosita Lim
Twitter : @rosita_lim