Thursday, June 20, 2013

Komunikasi tanpa K

Masalah atau kesulitan yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari adalah masalah komunikasi. Saat ini, banyak sekali orang-orang yang menganggap remeh tentang komunikasi. Sebelum Blackberry Messenger dan WhatsApp seheboh sekarang, sarana komunikasi yang pernah menjadi favorit banyak orang waktu itu adalah SMS (Short Message Service),  lebih hemat dan lebih praktis. “Kan semuanya punya handphone, tinggal SMS, kirim, beres,” begitulah kira-kira tanggapan yang sering saya dengar.

Tetapi, karena hal itulah, sadar atau tidak, akhirnya komunikasi di antara kita pun tidak berjalan dengan baik. Ada yang tidak membalas SMS, tidak menanggapi SMS, membalas SMS terlalu singkat, terlalu banyak kata-kata yang disingkat dalam SMS, dan tanda baca yang kurang tepat dalam SMS, informasi penting akhirnya tidak tersampaikan karena tidak jelas, dan lain sebagainya.

Pengirim SMS mengetik dan mengirimkan sebuah pesan dengan nada baik, sabar dan gembira, bisa saja menjadi berbeda saat sampai kepada penerima. Sebenarnya, komunikasi via SMS kerap kali disebut bukan sarana komunikasi yang baik. Berapa banyak orang yang akhirnya salah paham hanya karena SMS?



Bukan hanya komunikasi via handphone, tetapi komunikasi yang bertemu muka langsung. Saya ingat seorang Imam bercerita tentang sebuah  keluarga yang terlihat tidak harmonis. Setiap kali Ayah berbicara, istri dan anaknya tidak menanggapi. Lho, apa yang terjadi? Ternyata Ayah berbicara dengan nada tinggi, membentak. Jelas saja istri dan anak tidak menanggapinya, malah menghindar untuk berinteraksi dengannya. Hasilnya, tidak ada keharmonisan dalam keluarga tersebut. Imam tersebut mengatakan, bahwa Ayah adalah seperti kunci utama dalam memberi. Sedangkan istri dan anak adalah pihak yang merespon. Jika komunikasi yang diberikan oleh Ayah hanya dengan bentakan dan nada tinggi, maka respon yang akan ia dapat adalah tidak ada. Istri dan anak menjauh. Tidak ada kasih.

Betul, komunikasi yang dijalankan oleh Ayah dalam contoh tersebut adalah komunikasi tanpa K. Kata komunikasi tanpa K tidak akan menjadi sebuah kata. Komunikasi tanpa K juga bisa berarti Komunikasi tanpa Kasih. Tanpa Kepercayaan, dan K lainnya yang bersifat positif.

Sudahkah kita berkomunikasi dengan baik?


Be the best. Be Blessed.

Rosita Lim
Co- Author "The Server Leadership : Story"
Blog : rositalim.blogspot.com
Facebook : facebook.com/rositalimsuxi
Twitter : @rosita_lim

No comments:

Post a Comment